kasus agus buntung

Fakta Terkini Kasus Agus Buntung: Warga Teriaki Tersangka saat Rekonstruksi

Kasus dugaan pelecehan seksual oleh penyandang disabilitas Agus Buntung menjadi perhatian publik setelah rekaman video ancamannya terhadap korban viral di media sosial, di mana dia mengancam akan “membunuh mental” korban, yang menimbulkan kecaman luas di masyarakat. Kasus ini mengungkap sisi hitam kejahatan seksual yang melibatkan orang-orang yang rentan, baik pelaku maupun korban.

Agus, atau IWAS, telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian NTB. Sebanyak 15 korban melaporkan kasus pelecehan seksual, termasuk di homestay tempat kejadian. Rekonstruksi dan pelimpahan kasus ke kejaksaan adalah bagian dari prosedur yang masih dilakukan dalam menangani kasus ini.

Dalam rangkuman yang diberikan Kamis (12/12) oleh Liputan6, berikut adalah informasi penting tentang kasus Agus Buntung, termasuk bagaimana kasus ini muncul dan strategi yang digunakan pelaku untuk menjebak korbannya.

Cara Agus Buntung Kelabuhi Korbannya

Kasus ini muncul setelah beberapa korban melaporkan pelecehan yang dilakukan Agus di NTB. Penyidikan awal menunjukkan modus operandi yang sistematis di mana Agus mendekati dan membujuk korban dengan berbagai cara.

Penyelidikan dimulai dengan laporan di sebuah homestay, tempat kejadian terjadi. Rekonstruksi polisi menampilkan 49 adegan yang menunjukkan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Agus terhadap korbannya. Proses ini membantu memetakan kejadian secara kronologis.

Rekaman viral menunjukkan Agus mengancam korban dengan mengatakan dia akan “membunuh mental” korban jika dia melaporkan kejadian tersebut. Korban mengalami tekanan psikologis yang lebih besar sebagai akibat dari ancaman tersebut, yang membuat perlindungan hukum semakin penting.

Selain itu, mereka menggunakan pendekatan manipulatif untuk berinteraksi dengan korban mereka, salah satunya dengan membuat korban seperti mereka membutuhkan bantuan sebagai penyandang disabilitas. Sebelum membawa korban ke lokasi kejadian, metode ini digunakan untuk membangun kepercayaan korban.

Agus sering mengatakan kepada korban bahwa dia tidak memiliki uang untuk membayar biaya homestay sebesar Rp50 ribu. Agus memanfaatkan keadaan untuk melakukan pelecehan saat korban berada di kamarnya. Rekonstruksi memberikan gambaran lebih jelas tentang tindakan pelaku, meskipun versi korban dan Agus sering berbeda.

Pelaku juga menggunakan sepeda motor untuk mengajak korban berkeliling untuk membuatnya merasa nyaman sebelum kejadian.

Rekaman Suara Agus saat Membujuk Korban Viral

Empat korban meminta perlindungan dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK). Korban melaporkan tekanan psikologis yang besar, terutama setelah rekaman ancaman Agus viral tersebar. Ancaman ini membuat korban merasa terintimidasi dan takut untuk melaporkannya.

Selain korban, dua pendamping mereka yang mengalami tekanan serupa juga meminta perlindungan. LPSK menyatakan bahwa dalam kasus ini, kesaksian korban sebagai dasar penyidikan menjadi kendala.

Rekaman suara Agus Buntung saat menipu korbannya akhirnya tersebar luas. Di sana, ia mengancam akan membunuh korbannya dan membunuh pikirannya.

Saya jamin Anda akan mati jika Anda menangis. Ini akan menjadi bukti dari omongan saya kepada orang tua Anda. Di rekaman yang tersebar luas, Agus mengancam dengan mengatakan, “Membunuh bukan berarti saya membunuh, tapi membunuh mentalmu.”

Rekonstruksi dan Bukti-Bukti Baru Kasus Agus Buntung

Rekonstruksi dilakukan oleh Polda NTB di tiga lokasi utama: Taman Udayana, Pusat Islam, dan homestay di Mataram. Sebanyak 49 adegan diperagakan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang insiden, yang mencakup komunikasi antara pelaku dan korban di kamar homestay.

Selain itu, rekonstruksi menunjukkan perselisihan antara Agus dan korban tentang pembayaran kamar, yang menjadi sumber kejadian. Meskipun Agus menyatakan bahwa hubungan mereka terjadi secara suka sama suka, kesaksian korban menunjukkan bahwa ada kesan paksaan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *